by Admin Web Puskesmas
1. LATAR BELAKANG
Status gizi yang baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan kesehatan yang pada dasarnya adalah bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Anak balita, ibu hamil dan calon pengantin merupakan kelompok rawan gizi yang sangat perlu mendapat perhatian khusus karena dampak negatif yang ditimbulkan apabila menderita kekurangan gizi. Salah satu kekurangan gizi yang sekarang menjadi perhatian pemerintah adalah Stuting.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada awal setelah anak lahir, tetapi biasanya baru nampak saat usia 2 tahun. Stunting dapat berpengaruh pada tingkat kecerdasan, lebih rentan terhadap penyakit, menurunkan produktifitas.
Angka stunting di Indonesia cukup tinggi, yaitu sebesar 37,2%, dimana WHO menargetkan angka stunting di bawah 20%, sedangkan di Kecamatan Pule berdasarkan data bulan timbang Februari 2022 angka stunting sebanyak 298 balita dari 2820 balita (10,6 %). Stunting dapat disebabkan oleh faktor multi dimensi yang sangat menentukan di 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Kualitas seorang generasi penerus akan ditentukan oleh kondisi sejak sebelum hamil dan selama kehamilan. Kesehatan prakonsepsi menjadi sangat penting untuk diperhatikan termasuk status gizinya, terutama dalam upaya mempersiapkan kehamilan karena akan berkaitan erat dengan outcome kehamilan (Paratmanitya & Hadi, 2012). Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental, oleh karena itu perencanaan kehamilan yang sehat harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik akan berdampak positif pada kondisi janin dan adaptasi fisik, serta psikologis ibu pada kehamilan menjadi lebih baik.
Perkawinan Anak (calon pengantin usia <19 tahun) di Kecamatan Pule menduduki rangking 2 tertinggi se-Kabupaten Trenggalek tahun 2021. Tingginya perkawinan anak ini dikhawatirkan menjadi salah satu pemicu meningkatnya angka stunting di wilayah Kecamatan Pule, karena usia dibawah 20 tahun merupakan usia resiko tinggi untuk kehamilan.
Puskesmas yang merupakan Fasilitas Kesehatan tingkat Pertama dari Pemerintah turut serta melaksanakan program-program untuk calon pengantin. Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan kepada calon pengantin, ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan balita yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif yang lebih menekankan unsur proaktif, kemudahan proses pelayanan, santun, sesuai standart pelayanan & kerjasama dengan unsur lintas sektor.
Untuk meningkatkan kinerja Puskesmas Pule dalam optimalisasi Pencegahan Stunting, maka perlu dikembangkan suatu inovasi untuk mengoptimalkan edukasi pencegahan stunting dan pemantauan calon pengantin melalui “KASIH CINTA” KELAS REPRODUKSI SEHAT CALON PENGANTIN BESERTA PEMANTAUANNYA.
Gagasan awal inovasi ini dimulai pada bulan Juli 2022. Dilakukan uji coba terhadap 1 desa, yakni desa Sukolidul Kec. Pule selama 3bln. Yakni Juli-September 2022. Kemudian dilakukan evaluasi dan dilakukan perbaikan untuk dapat diterapkan di seluruh desa di Kec. Pule. Pada Awal 2023 mulai dilakukan sosialisasi dan pelaksanaan kegiatan inovasi ini.
Kegiatan Kelas Reproduksi Sehat Calon Pengantin Beserta Pemantauannya yang selanjutnya disebut Kasih Cinta adalah suatu rangkaian kegiatan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi calon pengantin di wilayah kerja Puskesmas Pule dalam rangka salah satu upaya pencegahan stunting. Dengan dilatar belakangi tingginya angka perkawinan anak di Wilayah kecamatan Pule tahun 2021 yaitu 119 dari 428 perkawinan atau sebesar 27,80% dari total perkawinan tercatat, perlu perhatian khusus untuk kesehatan para calon pengantin anak ini. Sehingga nanti ketika sudah berumah tangga dan merencanakan kehamilan, bisa dipersiapkan dengan maksimal.
Kegiatan Kasih Cinta ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:
No |
Kegiatan |
Penanggung Jawab |
Tujuan |
Indikator keberhasilan |
Langkah2 kegiatan |
1 |
Cek Kesehatanku. |
Koordinator program kb |
Mengetahui kondisi kesehatan calon pengantin dan sebagai Upaya deteksi dini masalah kesehatan yang diderita
|
100% catin yang daftar di pkm diperiksa |
Pengecekan status kesehatan Reproduksi calon pengantin |
2 |
Penuhi Giziku. |
Koordinator program gizi |
Pemberian edukasi dan konseling gizi |
80% catin diberi konseling gizi |
Setiap calon Pengantin yang periksa akan mendapatkan konseling gizi
|
3 |
Pendampinganku |
Bidan koordinator. Bekerjasama dengan PLKB |
Pendampingan untuk calon pengantin dibawah umur dan beresiko oleh tenaga kesehatan. |
80% catin dibawah umur mendapat pendampingan oleh kader kesehatan, dan pendampingan minum tablet tambah darah |
Pendampingan oleh tenaga kesehatan kepada calon pengantin di bawah umur dan calon pengantin beresiko |
4 |
Kelas Catinku,
|
Koordinator program KB, bekerjasama dengan KUA |
Pemberian edukasi melalui pertemuan kelas calon pengantin |
Terlaksana nya kelas Catin minimal 2x dalam setahun
|
Pemberian edukasi melalui pertemuan kelas calon pengantin. |
5 |
Komunitas Berencanaku |
Koordinator program promkes |
Terbentuknya komunitas sebagai wadah untuk bertukar informasi tentang kesehatan |
Terbuatnya grup Whatsaap tentang komunitas catin sehat
60% catin menjadi anggota grup WA |
Terbuatnya Grup Whatsaap tentang komunitas catin sehat yang dikelola oleh petugas kesehatan
|
Pencanangan KASIH CINTA ini dimulai sejak pertengahan tahun 2022, kegiatan ini tidak akan bisa berjalan lancar tanpa adanya dukungan Lintas Program, Lintas Sektor dan masyarakat. Sehingga diadakan sosialisasi melalui berbagai kegiatan seperti Milikolakarya lintas sektor dan penggalangan komitmen bersama, sosialisasi juga dilaksanakan melalui berbagai media sosial Puskesmas Pule.
Dalam penggalangan komitmen disepakati beberapa peran lintas sector yaitu:
NO |
LINTAS SEKTOR |
PERAN SEKTOR |
1 |
CAMAT |
|
2 |
KAPOLSEK DAN DANRAMIL |
|
3. |
TP-PKK |
|
4. |
KEPALA DESA/LURAH |
|
5. |
KUA |
|
6. |
PLKB |
|
7. |
TOKOH MASARAKAT |
|
Tingginya angka Perkawinan Anak dapat menyebabkan resiko peningkatan Stunting. Sehingga perlu dilakukan usaha untuk mencegahnya. Salah satunya adalah mempersiapkan sejak dini Kesehatan Calon Pengantin. Upaya persiapan dilakukan sebelum terjadi masa konsepsi/pembuahan atau sebelum para Calon Pengantin tersebut memiliki keturunan.
Dengan adanya kondisi tersebut dicetuskanlah inovasi “KASIH CINTA” untuk mengoptimalisisi pencegahan stunting. Akronim dari “Kelas Reproduksi Sehat Calon Pengantin Beserta Pemantauannya”. Dengan sasaran para calon pengantin yang ada di wilayah Kecamatan Pule.
Perlu pelaksanaan berkelanjutan untuk dapat mencapai tujuan inovasi KASIH CINTA dengan :